Ceramah di Pesantren al Amin Mojokerto, Gus Sholah: Tetap Ikuti Aswaja an-Nahdliyah!

Ceramah di Pesantren al Amin Mojokerto, Gus Sholah: Tetap Ikuti Aswaja an-Nahdliyah!

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid saat menjadi pembicara dalam Haflah Iktitamid Durus ke-12 Pondok Pesantren al Amin Mojokerto pada Sabtu (29/07/2017). (Foto: M. Masnun).
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid saat menjadi pembicara dalam Haflah Iktitamid Durus ke-12 Pondok Pesantren al Amin Mojokerto pada Sabtu (29/07/2017). (Foto: M. Masnun).
Mojokerto- Menjadi pembicara dalam Haflah Ikhtitamid Durus ke-12 Pondok Pesantren al Amin Sooko Mojokerto, Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr.(HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid menjelaskan tentang “Meneguhkan Islam Ahlussunah wal Jama’ah an Nahdliyah dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara” pada Sabtu (29/07/2017).
Dalam kesempatan itu juga, Gus Sholah, sapaan akrab beliau, dengan dikawal oleh dua anggota Banser yang berdiri di kanan-kiri beliau, berharap agar lulusan Pondok Pesantren al Amin menjadi orang-orang yang tetap mengikuti Ahlussunah wal Jama’ah an-Nahdliyah ketika sudah masuk di dunia perkuliahan nanti atau ketika sudah berkiprah di masyarakat.
“Negara Singapura dan Australia lebih maju dari Indonesia, pendidikannya lebih bagus. Mereka tidak mengajarkan apa-apa bahkan pelajaran agama tidak diajarkan di dalam kelas,” ujar beliau di hadapan pengasuh, pimpinan, asatidz, wisudawan-wisudawati, walisantri dan para santri.
Beliau menjelaskan bahwa di dua negara tersebut tidak perlu mengajarkan keagamaan di dalam kelas sebab berpotensi mengganggu fokus pendidikan di negara tersebut. Untuk itu, menurut beliau, Indonesia harus selalu mengajarkan pendidikan agama yang benar di jenjang pendidikan yang sekarang makin goyah dengan pengaruh lain.
Gus Sholah juga mengaku sangat bersyukur Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan. “Alhamdulillah sekarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah dibubarkan, kalau belum maka tidak mungkin lagi. Akan tersebar pengaruh yang lain,” terang Gus Sholah.
Oleh karena itu, beliau menghimbau agar seluruh santri al Amin yang telah dinyatakan lulus, haruslah waspada dengan adanya organisasi-organisasi yang merembak di seluruh universitas di Indonesia.
Selanjutnya, cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari itu, juga mengatakan, di dalam Al Quran terdapat banyak ayat-ayat toleransi. Beliau mengutip salah satunya, yaitu ayat ke-6 surat al Kafirun yang memiliki arti “bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. Dari situ, beliau ingin menyampaikan bahwa Islam benar-benar mengajarkan toleransi.
Beliau memberikan salah satu contoh toleransi Islam yang terjadi pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab ra. yang membuat Perjanjian Syiria yang berisi tentang menjaga keselamatan umat Nasrani yang ada di Yerussalem. Begitu pula yang dilakukan Rasulullah SAW dengan membuat Piagam Madinah yang digunakan untuk menjaga toleransi antara agama Islam, Yahudi, Nasrani, maupun yang belum beragama.
Beliau menasehati santri al Amin agar selalu bertanya kepada orang-orang yang tepat, tentang kehidupan nanti di perkuliahan dan di masyarakat, serta organisasi-organisasi yang dianggap tidak membawa pengaruh yang buruk.
“Kalau masuk organisasi, PMII saja, kalau lebih jauh HMI. Selain itu, organisasi-organisasi radikal yang nantinya akan membawa pengaruh yang tidak bersahabat dengan kita,” jelas beliau. Beliau berpesan, agar nantinya di perkuliahan para santri memilih organisasi yang bersahabat dengan pemikiran mereka, seperti PMII dan HMI.
“Kita berkawan dengan orang Kristen itu boleh, yang penting kita tidak belajar dari agamanya, tetapi kita belajar bagaimana mereka bisa lebih tinggi prestasinya daripada kita,” ucap beliau.
“(Hanya) 30% ilmu (yang) didapatkan dari sekolah, sedangkan lainnya anda cari sendiri di kehidupan dengan bertanya dan membaca,” kata beliau memberikan nasehat. Beliau menjelaskan bahwa dengan membaca, santri-santri akan menjadi tahu semua yang terjadi di dunia baik dalam pendidikan, maupun dalam bidang yang lain.
Haflah Ikhtitamid Durus merupakan agenda tahunan Pondok Pesantren al Amin untuk mewisuda para santri yang sudah dinyatakan purna. Pada haflah yang ke-12 itu, hadir pula Ketua Dewan Pengasuh Pondok Pesantren al Amin, KH. Muthoharun Afif, Ketua Perkumpulan Pendidikan dan Sosial al Amin yang juga Walikota Mojokerto, KH. Mas’ud Yunus, KH. Ahmad Jazuli, dan beberapa kiai dan tokoh masyarakat lainnya.
Share:

Alumnus Pesantren Tebuireng, Prof. Dr. Abdul Haris, Resmi Jadi Rektor UIN Malang

Alumnus Pesantren Tebuireng, Prof. Dr. Abdul Haris, Resmi Jadi Rektor UIN Malang

Alumni Pesantren Tebuireng, Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. resmi dilantik oleh Menteri Agama RI menjadi Rektor UIN Malang pada Jumat (28/07/2017) di Kantor Kemenag RI Jakarta. (Sumber Foto: MalangTimes),
Alumni Pesantren Tebuireng, Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. resmi dilantik oleh Menteri Agama RI menjadi Rektor UIN Malang pada Jumat (28/07/2017) di Kantor Kemenag RI Jakarta. (Sumber Foto: MalangTimes),
Tebuireng.online– Alumni Pesantren Tebuireng Jombang kembali mewarnai khazanah pendidikan tinggi Indonesia. Kali ini, Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. resmi dilantik oleh Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifudin sebagai Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang periode 2017-2021 pada Jumat (28/7/17) di Kantor Kementerian Agama RI Jakarta.
Dalam sambutannya, Ia mengatakan pada kepemimpinannya yang menjadi titik fokus adalah memperkuat sumber daya manusia, termasuk mendorong lahirnya para guru besar. Selain itu juga memperkuat kemampuan akademis dan keterampilan mahasiswa.
“Untuk dosen yang sudah bergelar doktor (S3), diharapkan untuk segera mengajukan diri menjadi guru besar,” kata Prof. Haris, sapaan akrabnya pada Jumat (28/7/17) sebagaimana dilansir MalangTimes.

Prof. Abdul Haris sendiri adalah alumnus SMA di A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang pada tahun 1982 dan hingga sekarang menjadi dosen di Pascasarjana Unhasy Tebuireng.
Prof. Abdul Haris yang kini juga menjabat sebagai Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Timur 2013-2018, mengatakan akan membentuk mahasiswa yang berkarakter islami, sebagaimana bidang yang digelutinya yakni pendidikan Islam.

“Mahasiswa yang selama ini digembleng dengan ma’had akan diperkuat lagi keilmuannya,” imbuh pria kelahiran Lamongan, 21 Oktober 1962 itu.
Di UIN Malang sebenarnya Prof. Abdul Haris bukanlah orang asing. Sebab Ia merupakan alumni UIN Malang. Hanya saja selama ini dirinya mengabdi di UIN Sunan Ampel Surabaya. Karenanya, sebagai orang baru di lingkungan UIN Malang, dirinya akan segera beradaptasi dan tentu saja tawadlu kepada guru-gurunya.
“Saya ini bisa dibilang orang baru. Namun, saya punya banyak guru di UIN Malang. Karenanya, di UIN Malang saya akan memposisikan diri sebagai murid,” pungkas Guru Besar Filsafat Pendidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya itu
Share:

Tegas dan Keras! Inilah Maklumat Kebangsaan Tebuireng




Bung Hatta. Namanya diletakkan pada baris pertama dan utama dari Maklumat Kebangsaan Tebuireng. Tepat, karena Bung Hatta-lah yang sedari awal  terusik oleh berkembangnya korupsi di Indonesia. Beliau mengkhawatirkan bahwa korupsi akan dapat ‘membudaya’.  Pada saat itu, banyak orang merasa aneh atas kekhawatiran Bung Hatta ini, dan menganggap Bung Hatta berlebih-lebihan. Namun sekarang orang itu boleh menyesal, bahwa ternyata perasaan tajam Bung Hatta 60 tahun yang lalu itu. Benar. Korupsi benar-benar membudaya di negeri ini.
Itulah sebabnya, sejumlah tokoh lintas agama berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (29/7/2017) dengan menerbitkan Maklumat Kebangsaan. Naskah ini dibacakan KH Abdul Hakim Hidayat (Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang), diteruskan kepada KH Salahuddin Wahid (Pengasuh Pesantren Tebuireng) lalu diserahkan kepada Ketua KPK Agus Rahardjo.
Berikut isi lengkap Maklumat Kebangsaan Tebuireng:
  1. Bung Hatta menyatakan bahwa jika sistem hukum lemah dan budaya permisif menjangkiti rakyat, penyakit korupsi akan menjelma sebagai kanker ganas yang menghancurkan tujuan nasional. Kekuatiran itu sudah menjadi kenyataan. Masyarakat menganggap korupsi sebagai hal biasa sehingga tidak memberi sanksi sosial terhadap pejabat yang korup.
  2. Hampir semua pejabat negara sudah tidak merasa bersalah untuk korupsi karena sifat rakus dan ingin cepat kaya sudah merata. Mereka tidak malu karena banyak sekali pejabat negara yang korupsi. Mereka tidak takut kepada Tuhan, karena yang mereka takutkan hanyalah dimiskinkan.
  3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk karena lembaga penegak hukum lain tidak efektif dalam memberantas korupsi. Sebagai anak kandung reformasi, KPK telah melakukan tugasnya dengan cukup baik. Masyarakat menaruh kepercayaan tinggi terhadap KPK dibanding dengan lembaga negara lainya.
  4. Kini berbagai pihak yang terganggu kepentingannya berusaha melemahkan dan membubarkan KPK.
  5. Kami para tokoh lintas agama menyatakan bahwa KPK sangat diperlukan keberadaannya dan menyatakan dukungan moral terhadap KPK dalam melawan upaya pelemahan dan pembubaran.
  6. Kami memahami bahwa KPK bukan tanpa kekurangan atau kesalahan, berbagai kritik harus mendapat perhatian serius. KPK harus bertekad untuk memperbaiki diri supaya dapat menjadi lembaga yang makin dipercaya dan makin bertanggung jawab.
  7. Kami mengajak masyarakat untuk aktif memerangi korupsi dengan memberi sanksi sosial kepeda pejabat dan pihak terkait lainnya, yang diduga kuat melakukan korupsi.
  8. Kita merasakan terkoyaknya merah putih akibat hilangnya rasa saling percaya dan tumbuhnya rasa saling curiga. Diperlukan kerja keras untuk merajut kembali merah putih yang terkoyak, sehingga saling percaya, saling menghormati, dan saling membantu tumbuh kembali diantara semua warga bangsa tanpa memandang Agama, Etnis, Status Sosial dan Latar belakang politik. (*)
Share:

Rincian bea Daftar Ulang Biaya Pendidikan di logo tebuireng Jombang tahun 2016 - 2017

Rincian ongkos Daftar Ulang Biaya Pendidikan di psb tebuireng 2016 Jombang tahun 2016 - 2017


biaya pondok


biaya mondok


biaya di tebuireng

Share:

Pengajian Umum dalam rangka Al-Haflatul Kubro Tambak Beras

Mbh maimun
Kh said aqil
Kh mahruf amin
*Assalaamu'alaikum Wr. Wb.*
Dmhn dg hrmt hdr dlm acara *Pengajian Umum* dalam rangka *Al-Haflatul Kubro* pada :
>Hari : *Ahad mlm Senen*
>Tanggal : 23-07- 2017
>J a m. : 19.00 wib.
>Tempat. : *Halaman Gedung Serba Guna PPBU T.Beras Jbg*
Pembicara:
-Yth. KH. Ma'ruf Amin, Rois Aam PBNU.
-Yth. DR. KH.Said Aqil Siroj Ketua Umum PBNU.
-Yth. KH. Mainun Zubair, Sarang Rembang Jateng.
Demikian, atas perhatian dan kehadlirannya diucapkan banyak trimakasih.
*Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.*
Mabh maimun
Mbh maimun
Share:

Robotika SD Islam Tebuireng Ir. Soedigno Kesamben


Robotika di SDI
Belajar ttg sistem
Belajar ttg mekanisme
Belajar ttg gerakan

Juga belajar ttg bagaimana bersyukur atas karuniaNya n
Belajar bagaimana seharusny kewajiban makhluk pd Tuannya..

Robotika di SDI
Robotika di SDI
Share:

Dua Harapan Dr. H. Sahid HM untuk Ikapete ke Depan

Dua Harapan Dr. H. Sahid HM untuk Ikapete ke Depan

Ketua Umum Ikapete demisioner Dr. H. Sahid, HM., M.Ag., menyampaikan sambutan dalam Temu Alumni XII di Pesantren Tebuireng pada Sabtu (22/07/2017). (Foto: Kopi Ireng).
Ketua Umum Ikapete demisioner Dr. H. Sahid, HM., M.Ag., menyampaikan sambutan dalam Temu Alumni XII di Pesantren Tebuireng pada Sabtu (22/07/2017). (Foto: Kopi Ireng).
Ketua Umum Ikapete demisioner Dr. H. Sahid, HM., M.Ag., menyampaikan sambutan dalam Temu Alumni XII di Pesantren Tebuireng pada Sabtu (22/07/2017). (Foto: Kopi Ireng).
Tebuireng.online— Ketua Umum Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng), Dr. H. Sahid HM. M.Ag., menyampaikan sambutannya dalam acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) di halaman utama Pesantren Tebuireng pada Sabtu (22/07/2017).
Beliau kini sudah berumur 50 tahun dan 26 tahunnya digunakan untuk mengabdi terhadap Pesantren Tebuireng. Belau sejak tahun 1991 sudah ditunjuk menjadi ketua Ikapete Jawa Timur dan kemudian menjadi ketua Ikapete pusat. Pada saat itu kondisi yang ada sangat dinamis. “Kemudian saya ditunjuk 2 periode lagi menjadi IKAPETE pusat,” jelas Dr. Sahid.
“Dan 2 tahun terakhir merasa agak lemah. Dan ternyata saya mengakui kebangkitan Ikapete mengalami kemerosotan,” tambah dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Menurut beliau, secara organisatoris Ikapete sudah terbentuk, meskipun tidak menyeluruh se-Indonesia. “Mungkin ada kelemahan ada cabang yang sudah terbentuk tetapi tidak mau dilantik dengan alasan keuangan.  Padahal kita ini bersama-sama membangkitkan Ikapete,” ajak beliau.
Dr. Sahid berharap ke depan Ikapete yang sudah terbentuk dan terstruktur di dalam Surat Keputusan bisa menyeluruh di seluruh Indonesia dan dapat melaksanakan kegiatan secara baik dan konsisten.
Beliau mengakui, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Ikapete memang sifatnya adalah act out, di antaranya adalah pelantikan pengurus di Tuban yang dilakukan oleh Ketua Ikapete Jawa Timur yang baru serta melakukan kegiatan yang berbasis ekonomi, yakni melaksanakan pameran ekonomi, baik yang berbasis pertanian maupun industri lokal.
“Dan ternyata direspon baik oleh Bupati yang faktanya banyak pondok pesantren yang tidak melaksanakan kegiatan yang semacam itu,” ungkap Dr. Sahid.
Beliau mengatakan, basis kekuatan Ikapete ke depan bukan hanya mengumpulkan kiai alumni Tebuireng, tetapi bagaimana dapat memberdayakan ekonomi masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid.
“Oleh karena itu harapan ke depan adalah terjadi titik temu antara kemampuan intelektual dan pengusaha. Kalau saya hanya bisa mikir, tetapi tidak untuk melaksanakan,” pungkas beliau.
Share:

Gus Sholah Ajak Alumni Sebarluaskan Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari

Gus Sholah Ajak Alumni Sebarluaskan Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari

Dr. (HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) saat menyampaikan orasi ilmiah dalam acara tahil akbar, temu alumni XII, dan Munas V Ikapete, di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (22/07/17). (Foto: Kopi Ireng))
Tebuireng.online- Setelah dibentuk  Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari pada bulan Februari lalu, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Dr. (HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid mengatakan akan menggelar seminar tentang KH. Hasyim Asy’ari pada bulan Oktober mendatang, selain seminar, pihaknya juga akan menerbitkan buku tentang KH. Hasyim Asy’ari.
Hal itu Ia sampaikan pada Orasi Ilmiah dalam acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V IKAPETE (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) yang digelar di Halaman Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (22/07/17).
Gus Sholah menyayangkan, era ini hanya sedikit orang yang gandrung akan pemikiran Mbah Hasyim yang juga merupakan pendiri organisasi masyarakat terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
“Ini dilakukan karena orang sudah tidak banyak lagi melihat pemikiran Mbah Hasyim termasuk juga orang NU, ada juga orang yang membawa nama Mbah Hasyim namun tidak menghargai Mbah Hasyim bahkan ada juga yang berniat untuk merubahnya,” ujar anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi itu.
Oleh karena itu, Gus Sholah juga mengajak masyarakat khususnya alumni Tebuireng untuk menulis dan mencari naskah yang hendak dibukukan oleh Penerbitan Tebuireng.  “Saya mengajak kawan-kawan untuk menulis buku tentang Mbah Hasyim, menulis naskah yang bisa diterbitkan, oleh karena itu saya meminta kepedulian untuk menulis dan mencari naskah tentang pemikiran Mbah Hasyim,” tegas Gus Sholah di hadapan ratusan alumni Tebuireng.
Selain itu, sebagai bentuk konsennya Pesantren Tebuireng terhadap dunia literasi, Gus Sholah juga menyampaikan bahwa Pesantren Tebuireng sudah memulai kerja sama dengan penerbitan buku di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang berada dalam naungan pondok pesantren seperti Sidogiri. Hal itu dimulai dengan penukaran buku antara Penerbit Tebuireng dengan Sidogiri.
Terakhir, dalam Orasi Ilmiahnya, Gus Sholah berharap Munas V IKAPETE bisa berjalan dengan baik, “Program IKAPETE yang sederhana saja, program kerja itu bukan daftar keinginan, selamat bermunas, selamat bernostalgia,” pungkasnya.
Share:

Ikapete Gelar Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Musyawarah Nasional V

Ikapete Gelar Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Musyawarah Nasional V

KH. Abdurrahman Bajuri dan KH. Salahuddin Wahid menerima musafahah para alumni usai acara seremonial Temu Alumni XII Ikapete, siang tadi (22/07/2017). (Foto: Masnun).
KH. Abdurrahman Bajuri dan KH. Salahuddin Wahid menerima musafahah para alumni usai acara seremonial Temu Alumni XII Ikapete, siang tadi (22/07/2017). (Foto: Masnun).


Tebuireng.online— Sabtu (22/07/17), Pesantren Tebuireng menjadi ramai meriah. Pasalnya para alumni berbondong-bondong mendatangi saksi sejarah mereka mencari ilmu dulu. Selain bernostalgia, mereka juga menghadiri acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V Ikapete (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng).
Lebih dari 700 alumni dari berbagai daerah, mulai dari kota sampai pelosok desa hadir dalam acara ini. Ngalap barakah pada KH. Hasyim Asy’ari dan dzurriyah Pesantren Tebuireng menjadi tujuan utama. Napak tilas dan bertemu teman lama semakin membuat mereka semangat untuk hadir.
Acara ini diawali dengan lantunan shalawat oleh Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng (Kubah Ireng) yang dipimpin oleh Ustadz Hilmy Muhammad. Berbagai lirik shalawat dan doa dilantunkan. Lebih meriah lagi Kubah Ireng berkolaborasi dengan Qari Internasional alumni Tebuireng dari Gresik, KH. Saiful Munir.
“Alumni Pesantren Tebuireng baik yang di kota maupun di pelosok desa, banyak yang menjadi tokoh nasional, ulama besar, pengusaha sukses dan berbagai profesi lain. Kita yakin bahwa semua ini adalah kekuatan barakah dari Mbah Hasyim, kekuatan doa para kiai dan guru,” ungkap Ketua Panitia, Drs. Ainur Rofiq.
“Ikapete mulai melaksanakan berbagai kegiatan yang berbasis ekonomi, baik yang berbasis pertanian maupun industri lokal. Mudah-mudahan pengasuh memberikan solusi kepada calon ketua Ikapete yang akan datang. Saya berharap kepada pengurus yang akan datang melakukan lompatan-lompatan pemikiran supaya mengejar ketertinggalan di masa lalu,” ungkap Dr. H. Sahid HM., M.Ag., Ketua Umum Ikapete.
Masih dalam rangkaian acara, Nyai Faridah Salahuddin sebagai Ketua Dewan Penasehat LSPT, berkesempatan meresmikan gerakan Rp.10.000,- sebulan peralumni untuk pesantren yang didirikan alumni Tebuireng. Nota kesepakatan ini ditandatangani oleh Ketua Umum Ikapete dan Ketua Dewan Penasehat LSPT disaksikan oleh seluruh alumni yang hadir.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr.(HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menyampaikan terima kasih kepada panita atas terselenggaranya acara ini. Beliau meminta kepada Ikapete yang ber-Munas, untuk bersungguh membuat program yang dapat direalisasikan. “Buatlah daftar program, bukan daftar keinginan,” kata Gus Sholah.
Istemawanya, pada gelaran temu alumni kali ini, berkesempatan hadir santri Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang masih hidup, KH. Abdurrahman Bajuri. Beliau menjadi salah satu saksi sejarah hidup Mbah Hasyim yang penuh dengan perjuangan, terutama dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kiai 96 tahun itu menyampaikan wejangan kepada para alumni  agar mengembalikan citra dan kehormatan Tebuireng seperti pada zaman Kiai Hasyim. Beliau juga menyampaikan pesan Hadratussyaikh agar menyukuri nikmat Allah dan memasrahkan segara urusan kepada-Nya.
Acara dilanjutkan dengan berbagai sidang dalam Musyawarah Nasional dan pemilihan ketua panitia. Sore nanti juga akan digelar Tahlil Akbar di Maqbarah Masyayikh Tebuireng yang diikuti oleh seluruh santri dan segenap alumni yang hadir.
Share:

Pesan Berharga KH. Abdurrahman Bajuri kepada Ikapete untuk Tebuireng

Pesan Berharga KH. Abdurrahman Bajuri kepada Ikapete untuk Tebuireng

KH. Abdurrahman Bajuri, santri lansung KH. Hasyim Asy’ari memberikan wejangan kepada para alumni yang hadir dalam Munas V Ikapete, siang tadi (22/07/2017). (Foto: Kopi Ireng)
KH. Abdurrahman Bajuri, santri lansung KH. Hasyim Asy’ari memberikan wejangan kepada para alumni yang hadir dalam Munas V Ikapete, siang tadi (22/07/2017). (Foto: Kopi Ireng)
Tebuireng.online— Dalam rangka pemilihan pimpinna baru, pada Sabtu (22/07/2017), Ikatan Keluaga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Pusat menyelenggarakan acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V.  Acara ini dibuka lansung oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid dan dihadiri juga ratusan alumni Pesantren Tebuireng dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula hadir santri Hadratussyaikh KH. M. Hasuim Asy’ari yang masih hidup, KH. Abdurrahman Bajuri dari Purworejo. Meski sudah berusia 96 tahun, beliau masih mau menyempatkan datang jauh-jauh dari Purwerejo, Jawa Tengah, karena ingin tahu Ikapete.
Beliau memberikan sambutan selaku perwakilan sesepuh alumni. Perlu diketahui beliau adalah murid KH Hasyim Asy’ari yang paling tua saat ini. Mbah Durrahman, begitu dipanggil, mondok di Pesantren Tebuireng selama 7 tahun sejak tahun 1938-1945. Beliau masih menyaksikan pada masa itu bagaimana KH Hasyim Asy’ari dan ratusan kiai lainnya berdoa bersama di Tebuireng agar Indonesia cepat merdeka.
“kira-kira 600-700 kiai se-Indonesia, baik dari kepulauan besar, maupun kepulauan kecil, bermujahadah dipimpin langsung oleh Hadratussyaikh, mari memohon kepada Tuhan agar Indonesia merdeka,” dawuh Mbah Durrahman dengan sangat semangat, seakan lupa dengan usia yang hampir seabad itu.
Tak lupa beliau berpesan kepada pengurus Ikapete Pusat agar mengembalikan citra dan kehormatan Pesantren Tebuireng seperti pada masa keemasannya di zaman KH. Hasyim Asy’ari.
“Ikapete itu, bagi saya, yang penting adalah bagaimana mengembalikan Pesantren Tebuireng pada keemasannya. Urusan dana, sumbangan dan dana lainnya itu nomer dua,” tegas beliau yang mulai mondok di Tebuireng sejak tahun 1938-1945. Menurut cerita beliau pada masa itulah lulusan Tebuireng mampu ambil bagian dalam segala bidang untuk membangun Indonesia yang merdeka.
Sampyan iki ojo ngendelke peparinge Gusti Allah rupane duwit karo tenogo terusan seng diparingi. Kui setitik. Seng gugane sebah seng gedeh yo iku mau pasraho karo Gusti Allah,” begitu kiranya Mbah Durrahman mengutip pesan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang masih diingat oleh beliau dalam Bahasa Jawa.
“Sekali lagi, Ikapete itu, bagi saya, yang terpenting adalah dapat mengembalikan citra atau kehormatan Tebuireng,” kata kakek 96 tahun yang mulai nyantri di Tebuireng pada umur 17 tahun itu.
Selesai acara para alumni diberi kesempatan bermusafahah dengan KH. Abdurrahman Bajuri, KH Salahuddin Wahid, KH. Abdul Hakim Mahfudz, dzurriyah dan sesepuh Pesantren Tebuireng lainnya, diiringi lantunan shalawat yang dibacakan oleh Qori Internasional alumnus Tebuireng, KH. Saiful Munir.
Share:

Kabar Gembira, Pahala bagi Para Pecinta Nabi Muhammad SAW

Kabar Gembira, Pahala bagi Para Pecinta Nabi Muhammad SAW

Oleh: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari
Oleh: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Anas bin Malik ra. telah menceritakan bahwa, ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW lalu mengatakan :
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ؟  قَالَ : مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ. قَالَ : أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Kapankah datangnya hari kiamat, wahai Rasulullah ?”. Sabda Nabi SAW : ”Apakah yang sudah kamu siapkan untuk hari kiamat?”. Jawabnya: “Saya tidak menyiapkan apa-apa untuk hari kiamat, tidak banyak shalat, tidak banyak puasa, juga tidak banyak shadaqah, akan tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Sabda Nabi SAW: “Kamu akan bersama orang yang kamu cintai”.[1]
(Lelaki di dalam  hadis ini, ada yang mengatakan dia adalah Umar bin Khaththab ra., ada yang mengatakan dia adalah Abu Musa Al Asy’ari ra., ada yang mengatakan dia adalah Abu Dzar ra., dan ada yang mengatakan lainnya).
Diriwayatkan dari Shafwan bin Qudamah ra. berkata: ”Saya telah berhijrah kepada Nabi SAW, saya datang kepada beliau, lalu saya katakan:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إنِّيْ أُحِبُّكَ.  قَالَ : اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintaimu”. Sabda Nabi SAW: “Seseorang akan bersama orang yang dia cintai”. [2]
Diriwayatkan, bahwa ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW lalu berkata :
يَا رَسُوْلَ اللهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِيْ وَمَالِيْ وَإِنِّيْ لَأَذْكُرُكَ فَمَا أَصْبِرُ حَتَّى أَجِيْءَ فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ فَعَـرَفْتُ أَنَّكَ إِذَا دَخَلْتَ اْلجَنَّةَ رُفِعْـتَ مَعَ النَّبِيِّـيْنَ وَإِنْ دَخَلْتُهَا لاَ أَرَاكَ. فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى : وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. فَقَرَأَهَا عَلَيْهِ
 “Wahai Rasulullah, sungguh engkau adalah orang yang lebih saya cintai dari pada keluarga saya dan harta saya, dan sesungguhnya saya mengingatmu, maka saya tidak sabar sehingga saya datang untuk melihatmu. Lalu saya tahu bahwa engkau, jika masuk surga kelak akan diangkat (di surga atas) bersama para Nabi, dan jika saya masuk surga, saya tidak bisa melihatmu”. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat :“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.[3] Lalu Nabi SAW membacakan ayat ini kepadanya.[4] (Lelaki di dalam hadis ini, dikatakan dia itu adalah Tsauban ra. maula (budak yang dimerdekakan) Rasulullah SAW Ada yang mengatakan, dia itu adalah Abdullah bin Zaid Al Anshari ra. )
Diriwayatkan dalam hadisnya Anas bin Malik ra. juga, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ أَحَبَّنِيْ كَانَ مَعِيْ فِي اْلجَنَّةِ
Barangsiapa mencintai saya, maka dia akan bersama saya di surga”.[5]
Di dalam hadisnya Abdullah bin Mas’ud ra. menyebutkan: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata:
يَا رَسُـولَ اللَّهِ كَيْفَ تَقُـولُ فِى رَجُـلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seorang lelaki yang mencintai suatu kaum padahal dia belum pernah bertemu mereka ?”. Maka  Rasulullah saw bersabda :“Seseorang akan bersama orang yang dia cintai”.[6]
Maksud hadis diatas adalah bahwa orang yang kurang keshalehannya tapi dia mencintai orang-orang yang lebih lebih sempurna kesalehannya, maka dia akan dikumpulkan bersama mereka. Sebagaimana dikatakan oleh syair :
أُحِبُّ الصَّالِـحِيْنْ وَلَسْـتُ مِنْـهُمْ  *  لَعَـلِّيْ أَنْ أَنَـالَ بِـهِمْ شَــفَاعَةً
وَ أَكْرَهُ مَنْ بِضَاعَتُهُ اْلمَعَاصِيْ  *  وَ إِنْ كُنَّا سَوَاءً فِى اْلبِضَاعَةِ
Saya mencintai orang-orang shaleh, meskipun saya bukan termasuk golongan mereka, karena saya berharap semoga saya memperoleh syafaat lantaran mereka”.
Dan saya tidak suka orang yang suka bermaksiat, meskipun kami sama-sama suka berbuat maksiat”.
Demikian juga para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin yang mereka itu merupakan pewaris para Nabi, shalawatullahi alaihim ajma’in, maka barangsiapa mencintai mereka, dia akan memperoleh syafaat mereka dan akan dikumpulkan bersama mereka kelak di akhirat dengan idzin Allah.

*Diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo, M.Pd.I. dari kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari 

[1] Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
[2] Hadis riwayat Imam Thabrani.
[3] An Nisa’ ayat 69.
[4] Hadis riwayat Imam Thabrani.
[5] Hadis diceritakan oleh Al Ashbihani dalam kitab “At Targhib” bersumber dari Anas ra. Lihat buku “Subulul Huda wa Ar Rasyad fi Sirati Khairil Ibad, jilid 11, halaman 430.
[6] Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Share:

Hukum makan sate 02 bekicot

Hukum makan sate 02 bekicot
Image result for habib ahmad tebuireng
Bagaimana hukum makan sate bekicut ?

Pada dasarnya setiap hewan yang mati / bangkai itu haram di makan, termasuk pada kasus sate bekicut. Itu adalah haram. Sebab haramnya adalah karena bekicut itu tidak di sembelih, disebabkan bekicut tidak memiliki leher, sehingga tidak bisa disembelih. Berbeda dengan ikan dan belalang, yang meskipun sudah menjadi bangkai tetapi masih halal untuk di makan.

Di sampaikan oleh K.H. Habib Ahmad dalam pengajian kitab kuning 17 juli 2017 di masjid Tebuireng. Pukul 09.30 wib.
Share:

Berikut peringkat *100 perguruan tinggi* teratas di Indonesia:

Berikut peringkat *100 perguruan tinggi* teratas di Indonesia:
Berikut peringkat *100 perguruan tinggi* teratas di Indonesia:
DIKTI melakukan pemeringkatan (ranking) terhadap 3.320 (tiga ribu tiga ratus dua puluh) perguruan tinggi di Indonesia tertanggal 17 Juni 2017, berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. kualitas sumber daya manusia;
b. kualitas manajemen;
c. kualitas kegiatan kemahasiswaan; dan
d. kualitas penelitian dan publikasi ilmiah.


Berikut peringkat *100 perguruan tinggi* teratas di Indonesia:

1 Institut Teknologi Bandung
2 Universitas Gadjah Mada
3 Institut Pertanian Bogor
4 Universitas Indonesia
5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6 Universitas Brawijaya
7 Universitas Padjadjaran
8 Universitas Airlangga
9 Universitas Sebelas Maret
10 Universitas Diponegoro
11 Universitas Hasanuddin
12 Universitas Andalas
13 Universitas Negeri Malang
14 Universitas Negeri Yogyakarta
15 Universitas Kristen Petra
16 Universitas Jenderal Soedirman
17 Universitas Negeri Semarang
18 Politeknik Elektronik Negeri Surabaya
19 Universitas Pendidikan Indonesia
20 Universitas Riau
21 Universitas Negeri Surabaya
22 Universitas Lampung
23 Universitas Sriwijaya
24 Universitas Sanata Dharma
25 Universitas Katolik Parahyangan
26 Universitas Muhammadiyah Malang
27 Universitas Surabaya
28 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
29 Universitas Negeri Medan
30 Universitas Jambi
31 Universitas Negeri Makassar
32 Universitas Islam Bandung
33 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
34 Universitas Muslim Indonesia
35 Universitas Tadulako
36 Universitas Mataram
37 Universitas Bengkulu
38 Universitas Sumatera Utara
39 Universitas Katolik Soegijapranata
40 Universitas Bina Nusantara
41 Universitas Muhammadiyah Surakarta
42 Universitas Islam Malang
43 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
44 Universitas Mahasaraswati Denpasar
45 Universitas Jember
46 Universitas Pendidikan Ganesha
47 Universitas Gunadarma
48 Universitas Mulawarman
49 Politeknik Negeri Jakarta
50 Institut Seni Indonesia Yogyakarta
51 Universitas Islam Indonesia
52 Universitas Kristen Maranatha
53 Universitas Muhammadiyah Jakarta
54 Universitas Al-azhar Indonesia
55 Sekolah Tinggi Hukum Bandung
56 Universitas Narotama
57 Universitas Udayana
58 Universitas Lambung Mangkurat
59 Universitas Nasional
60 Universitas Negeri Jakarta
61 Universitas Syiah Kuala
62 Universitas Pancasila
63 Institut Sains Dan Teknologi Akprind
64 Universitas Kristen Satya Wacana
65 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
66 Universitas Atma Jaya Yogyakarta
67 Politeknik Negeri Semarang
68 Universitas Pendidikan Nasional
69 Universitas Halu Oleo
70 Universitas Sam Ratulangi
71 Politeknik Negeri Bandung
72 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta
73 Universitas Djuanda
74 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya
75 Universitas Trisakti
76 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
77 STMIK Jakarta Sti&k
78 Universitas Pancasakti
79 STMIK Amikom
80 Universitas Hang Tuah
81 Universitas Telkom
82 Universitas Nusa Cendana
83 Universitas Islam Sultan Agung
84 Universitas Tarumanagara
85 Universitas Sahid
86 Institut Teknologi Nasional Bandung
87 Akademi Kebidanan Yogyakarta
88 Universitas Negeri Padang
89 Universitas Muhammadiyah Palembang
90 Universitas Muhammadiyah Jember
91 Universitas Trunojoyo
92 Universitas Merdeka Malang
93 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara
94 Universitas Pembangunan Panca Budi
95 Universitas Muhammadiyah Purwokerto
96 Akademi Peternakan Karanganyar
97 STIE Indonesia Banking School
98 Institut Seni Indonesia Surakarta
99 Politeknik Negeri Malang
100 IKIP PGRI Bali

Juni 2017
Share:

Hukum Mufaraqah dari Sholat Jumat

Hukum Mufaraqah dari Sholat Jumat

ilustrasi gambar sedang shalat
ilustrasi gambar sedang shalat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bolehkah mufaraqah dari shalat Jumat karena bacaan imam tidak fasih atau berbeda madzhab (tidak membaca basmalah dalam surat al Fatihah)? Mohon penjelasanya.
Mizanuddin AS (Yogyakarta)
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Terima kasih kepada penanya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin. Adapun ulasan jawaban pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Tentang niat mufaraqah (memisahkan diri) seorang makmum dari imam, yang kemudian ia (makmum) menyempurnakan shalatnya sendirian baik karena udzur atau tidak hukumnya boleh meskipun makruh kecuali pada rakaat pertama shalat Jum’at menurut pendapat ulama madzhab Syafi’i. Pendapat tersebut dijelaskan dalam kitab Fiqh Islami wa Adilatuhu karya Syaikh Wahbah Zuhaili Allahu yarham juz 2 halaman 372 sebagai berikut:
نية مفارقة الإمام وقطع القدوة
عرفنا سابقاً أنه عند الشافعية: تنقطع القدوة بمجرد خروج الإمام من صلاته، بحدث أو غيره. وقال الشافعية والحنابلة (1) : إن أحرم الشخص مأموماً، ثم نوى مفارقة الإمام وإتمام صلاته منفرداً، جاز عند الشافعية سواء أكان لعذر، أم لغير عذر مع الكراهة، لمفارقته للجماعة المطلوبة وجوباً أو ندباً مؤكداً. وجاز لعذر فقط عند الحنابلة، أما لغير عذر ففيه روايتان: إحداهما: تفسد صلاته وهي الأصح والثانية: تصح. واستثنى الشافعية الجمعة فلا تصح نية المفارقة في الركعة الأولى منها، والصلاة التي يريد إعادتها جماعة، فلا تصح نية المفارقة في شيء منها، وكذا الصلاة المجموعة تقديماً. ومن العذر: تطويل الإمام، أو تركه سنة مقصودة، كتشهد أول وقنوت، فله فراقه ليأتي بتلك السنة، أو المرض، أو خشية غلبة النعاس أو شيء يفسد صلاته، أو خوف فوات ماله أو تلفه، أو فوت رفقته، أو من يخرج من الصف ثم لا يجد من يقف معه
 ودليلهم مافي الصحيحين: «أن معاذاً صلى بأصحابه العشاء، فطوَّل عليهم، فانصرف رجل، فصلى، ثم أتى النبي صلّى الله عليه وسلم ، فأخبره بالقصة، فغضب وأنكر على معاذ، ولم ينكر على الرجل، ولم يأمره بالإعادة» .وأجاز الحنفية (2) فقط مع الكراهة سلام المقتدي قبل الإمام، ولا تجوز المفارقة. وقال المالكية (3) : من اقتدى بإمام لم يجز له مفارقته
Dalam penjelasan redaksi tersebut bahwa ulama madzhab Syafi’i memperbolehkan niat mufaraqah baik adanya udzur atau tidak meskipun makruh, karena ia (makmum) memisahkan diri dari berjama’ah yang merupakan kewajiban dan sunnah mu’akkad. Sedangkan menurut ulama’ madzhab Hanbali diperbolehkan mufaraqah harus terdapat udzur. Apabila tidak terdapat udzur, maka dalam hal tersebut ada dua riwayat, pertama: shalat orang mufaraqah tidak sah, pendapat inilah yang shohih. Kedua, shalatnya sah. Selain itu, ulama madzhab Syafi’i mengecualikan tidak sah niat mufaraqah pada rakaat awal shalat Jum’at, orang yang menginginkan shalat i’adah secara berjama’ah, begitu juga shalat jama’ taqdim. Tak luput juga para ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa boleh seorang makmum melakukan salam sebelum imam meskipun hal itu makruh, akan tetapi mereka tidak memperbolehkan melakukan mufaraqah.
Sedangkan, ulama madzhab Maliki mengatakan, “Barang siapa yang mengikuti (menjadi makmum) imam, maka tidak boleh baginya mufaraqah.” Sebagian contoh dari udzur adalah panjangnya bacaan imam, meninggalkan salah satu sunnah shalat seperti tasyahud awwal dan qunut (maka dirinya boleh mufaraqah dengan mengerjakan sunnah tersebut), sakit, khawatir dirinya diserang rasa ngantuk, terdapat sesuatu yang merusak shalatnya, takut hartanya hilang atau rusak, dan lainnya.
Penjelasan dalil ulama disebutkan dalam ash shahihaini, “Bahwa Muadz bin Jabal melaksanakan shalat Isya’ bersama para sahabatnya dan beliau memanjangkan bacaannya lalu terdapat seorang lelaki yang keluar dari shaff dan mengerjakan shalat. Kemudian Muadz sowan kepada Nabi SAW dan menceritakannya, kemudian Nabi SAW marah dan mengingkari apa yang dilakukan Muadz dan beliau (Nabi) tidak mengingkari apa yang dilakukan lelaki itu serta Nabi SAW tidak memerintahkannya untuk mengulangi shalatnya.
Dalam redaksi lain dijelaskan, ketika seseorang ingin niat mufaraqah maka harus selesai sujud yang kedua (rakaat pertama) kemudian mereka sempurnakan shalat Jum’at sendiri-sendiri.
Pendapat ini tersirat dalam kitab at Taqrirat as Sadiidah halaman 327 sebagai berikut:
وتجب الجماعة في ركعة الأولى إلى الفراغ من السجدة الثانية فلو نووا المفارقة بعدها وأكملوها فرادى إلى نهايتها تصححت الجمعة
Dan wajib berjama’ah pada raka’at pertama sampai selesai sujud yang kedua. Jikalau mereka berniat mufaraqah (harus setalah/selesai sujud kedua pada rakaat pertama), dan sempurnakan shalat Jum’at sendiri-sendiri sampai selesai, maka sah jum’atnya.
Untuk itu hendaknya kita bermakmum kepada yang bacaan imamnya lebih baik dan fasih. Dikarenakan sah shalatnya seseorang dalam shalat berjama’ah dipengaruhi juga oleh kualitas bacaan imam dan kita wajib menentukan siapa imam shalatnya sehingga ibadah jama’ah shalat kita semakin baik. Amiin.. Wallahu ‘alam bisshowab.
Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.


*) Penulis:ustad Zaenal Karomi, Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari kelas Akhir, Pegiat Bahsul Masa’il Pesantren Tebuireng
Share:

Hukum Jual Beli dengan Sistem Kredit?

Hukum Jual Beli dengan Sistem Kredit?

jual-beli-kredit
sumbe gambar: Bisnis.com
Oleh: Zainal Karomi
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum admin, bahwa di zaman sekarang ini sudah mayoritas kalangan masyarakat membeli sesuatu dengan sistem berkredit. Nah, misal kendaraan bermotor kan di situ sudah tertera harga cash sekian dan harga kredit sekian. Bagaimana hukum syariat menyikapi masalah tersebut?
Anang Brow, Jepara.
Jawaban:
Wa’alaikum salam, terima kasih atas pertanyaannya. Semoga Allah selalu memberikan limpahan hidayahNya dan rahmatNya. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Salah satu kegiatan ekonomi yang terjadi di zaman sekarang ini adalah jual beli barang secara kredit, sering disebut bai taqsith yaitu transaksi jual beli dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pada biasanya (sistem cash). Dalam artian, dalam jual beli tersebut sudah jelas harganya kredit sekian dan kalau cash/tunai sekian.
Pada dasarnya para ulama menetapkan bahwa transaksi jual beli hukumnya mubah/boleh kecuali kalau di dalamnya terdapat unsur gharar (penipuan), masysir (spekulasi), dan sebagainya. Dengan demikian, transaksi sistem kredit dengan harga yang lebih tinggi dibanding membeli cash/ jual beli yang pembayarannya ditangguhkan dan penambahan harga untuk pihak penjual hukumnya sah, asalkan transaksi/akad antara penjual dan pembeli dilakukan secara sharih/jelas.
Dalam artian, antara pembeli dan penjual sama-sama mengetahui dan terdapat kesepakatan harga barang dan batas waktu saat akad. Selain itu, jangan sampai akad sudah selesai dan barang sudah dibawa pulang belum ada kesepakatan harga dan waktu antara pembeli dan penjual. Apakah barang tersebut dibeli secara cash atau kredit. Sehingga yang terjadi pembeli menetapkan/memutuskan sendiri akadnya setelah beberapa waktu dari waktu transaksi. Keterangan tersebut berlandaskan dalam kitab Raudlatut Tholibin karya Imam Nawawi yang berbunyi:
روضة الطالبين وعمدة المفتين   (1/ 422ا)
والثاني أن يقول بعتكه بألف نقدا أو بألفين نسيئة فخذه بأيهما شئت أو شئت أنا وهو باطل أما لو قال بعتك بألف نقدا وبألفين نسيئة أو قال بعتك نصفه بألف ونصفه بألفين فيصح العقد.
Dalam redaksi di atas dapat disimpulkan semisal penjual berkata kepada pembeli, aku akan jual barang ini kepada kamu dengan harga 1000 secara kontan atau dengan harga 2000 dengan tempo (kredit).  Kemudian terserah kamu ambil yang mana. Transaksi jual beli seperti inilah hukumnya batal.
Dan sebagian ulama dunia berpendapat bahwa transaksi kredit diperbolehkan, sebagaimana para ulama membahasnya dalam sidang al Fiqih al Islami pada Muktamar ke enam di Jeddah Kerajaan Arab Saudi tanggal 14-20 Maret 1990 M. Hasil keputusan tersebut dibukukan dalam kitab al Fiqh al Islami wa Adillatuhu karya Syaikh Wahbah Zuhaili juz 7 halaman 175 – 176. Dalam muktamar tesebut memutuskan enam point tentang transaksi jual beli. Salah satu point tersebut adalah:
“Boleh melakukan penjualan dengan harga kredit yang lebih tinggi dari harga tunai. Sebagaimana pula, boleh menyebutkan harga suatu barang secara kontan sementara pembayaran harganya diangsur dalam waktu tertentu yang diketahui dengan pasti. Jual beli yang ada tidak sah kecuali jika kedua belah pihak menegaskan dan memastikan apakah pembayarannya secara tunai atau kredit. Oleh sebab itu, apabila akad jual beli yang dilakukan masih mengambang, belum jelas dan belum pasti apakah secara tunai atau tidak. Dalam artian belum terjadinya kesepakatan yang pas mengenai harga yang pas/pasti, maka itu hukumnya tidak boleh”. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘Alam.
Share:

Ini Hukum Kesenian Kuda Lumping Oleh : Ustadz Yusuf Suharto

Ini Hukum Kesenian Kuda Lumping

Ustadz Yusuf Suharto
ilustrasi seni kuda lumping
Oleh: Ustadz Yusuf Suharto
Pertanyaan:
Assalamualaikum Wr. Wb., Salam kenal bapak kiai saya Ahmad dari Lampung ingin bertanya masalah hukum kesenian nusantara khususnya kesenian Jaran Kepang? Karena di dalam kesenian tersebut terdapat unsur mistik dan sesaji bagaimana pandangan Islam mengenai hal itu serta mengapa para wali terdahulu tidak menghilangkan kesenian tersebut jikalau memang haram. Terimakasih pak yai Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jawaban:
Waalaikum salam Wr. Wb., Pak Ahmad yang berbahagia, kuda Lumping juga disebut Jaran Kepang atau Jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda.Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda.
Beberapa penampilan Kuda Lumping menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Ada versi yang menyebutkan, bahwa tari Kuda Lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda. Juga ada yang mengatakan ada hubungannya dengan tari Reog Ponorogo, dan Jaran Kepang dari Kediri dalam cerita Songgo Langit.
Pakar budaya dan sejarah Nusantara, Agus Sunyoto menyatakan bahwa  bahwa keseniann Kuda Kepang adalah kesenian yang lahir pada masa peralihan jaman Hindu ke Islam, di mana yang diketahui menggelar kesenian kuda kepang untuk dakwah yang pertama adalah Sunan Ngudung. Seni sejenis, di mana kuda kepang
ditambah Reog, Bujangg Anong, Pentul, dan Tembem dikembangkan raja
muslim Bathara Katong.
Semua kesenian itu untuk mengumpulkan orang untuk didakwahi agama Islam. Dengan demikian adalah tergesa-gesa jika dinyatakan bahwa kesenian kuda kepang dianggap seni syirik warisan agama bukan Islam. Menurut al-faqir, tradisi yang berkembang di masyarakat seperti jaran kepang,  misalnya, selama dalam konteks tidak membawa kekufuran dan tidak membahayakan dirinya dan orang lain serta
melestarikan budaya dan adat istiadat (yang tidak bertentangan dengan hukum syara’) maka hukumnya diperbolehkan. Adapun jika ada yang tidak sesuai maka perlu kita edukasi bersama agar masyarakat dan generasi muda tidak menyalah artikan tradisi. Parawali terdahulu ketika masuk dalam ranah masyarakat, diterapkan Fiqhud Dakwah, ajaran Islam diterapkan secara lentur, sesuai dengan kondisi masyarakat, dan dengan terus mengedukasinya. Dengan demikian para muballigh dan Wali Songo mengembangkan agama Islam dengan bertahap (tadrijy).
Dengan demikian, bagaimana jawaban atas pertanyaan itu? Sebagian fenomena Jaran kepang diduga adalah bagian dari bentuk sihir. Dengan demikian  hukumnya ditafsil (diperinci) pertama, Jika wasilah untuk menjadikan orang kesurupan itu hal-hal yang mengandung kekufuran maka hukumnya kufur. Kedua, Jika jampi-jampinya berupa hal-hal yang haram maka hukumnya haram. ketiga, Jika tidak maka dilihat pada dampaknya. Jika Jaran Kepang itu berdampak negatif atau membahayakan (dirinya atau orang lain) maka hukumnya haram. Jika tidak berbahaya, maka hukumnya boleh. (al-Fiqh’ala Al-Madzahib al-Arba’ah, 5/460-461)
.قال الإمام النووي رحمه الله تعالى : عمل السحر حرام وهو من الكبائر بالإجماع وقد عدهالرسول صلوات الله وسلامه عليه من الموبقات السبع ومن السحر ما يكون كفرا ومنه مالا يكون كفرا بل معصية كبيرة فإن كان فيه قول أو فعل يقتضي الكفر فهو كفر وإلا فلا, المالكية رحمهم الله قالوا : الساحر كافر يقتل بالسحر ولا يستتاب بل يتحتم قتله كالزنديق :قال عياض : وقول مالك قال أحمد وجماعة من الصحابة والتابعين وذلك فيمن عمل بهللباطل والشر أمامن تعلمه لفك المسحور ومنع الأذى عنه أو تعلمه للعلم فقط ولم يعمل به فهو جائز وقدسئل الإمام أحمد عمن يطلق السحر عن المسحور فقال : لا بأس به وهذا هو المعتمد فحكمالسحر تابع للقصد فمن فصد به الخير جاز له وإلا حرم عليه إلا أن أدى إلى الشركوإلا كان كافرا ولايقتل الساحر إلا أن يقتل أحدا بسحره ويثبت عليه بإقراره وأما إذا كان ذميا وأوصلبسحره ضررا لميلم يكون قد نقض العهد ويحل قتله وإنما لم يقتل النبي صلى الله عليهو سلم لبيد بن الأعصم على سحره وقد كان ذميا لأنه صلى الله عليه و سلم كان لاينتقم لنفسه ولأنه خشي إذا قتل لبيد بن الأعصم أن تقوم فتنة بين المسلمين فيالمدينة. لأنه كان من بين زريق وهم بطن منالأنصار مشهور من الخزرج وكان الناس حديثي بالإسلام.

*Ketua Aswaja Center PCNU Jombang.
Share:

Keistimewaan Bulan Berkah Oleh : KH. Fauzan Kemal al Hafidz

Keistimewaan Bulan Berkah

Oleh : KH. Fauzan Kemal al Hafidz
Oleh : KH. Fauzan Kemal al Hafidz
أَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلِّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَامَعْبُوْدَ إِلاَّ إِيَّاهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلـِـــــــــــــــ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ .
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Mari kita berusaha untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Setiap kali kita menghadiri acara, seperti salat jumah ini seorang khatib pasti berpesan ‘bertakwalah’. Takwa memang mudah diucapkan dan sebetulnya tidak mudah dilakukan kalau kita benar-benar memohon kepada Allah Swt. Maka, ucapan yang sering kita dengarkan “imtitsalu al-awamirillah wa ijtinabu an-nawahi” berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah sekaligus menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
Hal ini, kalau kita hanya mengandalkan upaya kita. Kita tidak akan mampu melakukannya (takwa) tanpa pertolongan dari Allah Swt. Maka doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw. allahumma ‘ainny ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika, memohon pertolongan kepada Allah. Mudah-mudahan dengan tahapan usaha yang pertama, kita mau mengevaluasi terhadap semua perilaku kita. Lalu apabila itu benar, maka kita bersyukur kepada Allah karena kita telah mendapat pertolongan dari Allah.
Seandainya (perilaku) itu salah, bukan Allah yang salah tetapi kita lah yang salah. Mari kita berusaha memohon ampun kepada Allah Swt. dan memohon bimbingan-Nya. Sehingga hidup dan kehidupan kita ini senantiasa mendapatkan ridla dari Allah Swt.
Karena untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, tidak ada lain kuncinya adalah alladzi aamanu wa kaanu yattaquun. Orang itu harus beriman kepada Allah Swt. dan senantiasa melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Sebagaimana tradisi orang ahli sunnah wa al-jamaah di dalam naungan Nahdlatul Ulama, semalam kita bersama-sama bermunajat kepada Allah Swt., membaca yasin bersama-sama, salat sunnah seperti salat taubah, hajat, atau tasbih. Itu adalah pesan para ulama untuk mengajak umatnya berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Biarkan orang lain mengatakan itu bid’ah. Bukan sesuatu kewajiban, seseorang mau membaca yasin, salat sunnah, tetapi semua itu adalah usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Mudah-mudahan amalan kita tadi malam diterima oleh Allah Swt. sehingga yang pertama, hidup kita senantiasa dalam bimbingan-Nya. Kedua, mudah-mudahan kita diberi rizki yang halal untuk beribadah kepada Allah Swt.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Rasulullah Saw. pernah menyampaikan, “Bulan Sya’ban ini adalah bulan antara Rajab dan Ramadan. Banyak sekali manusia lupa terhadap keistimewaan bulan ini.”
Beliau menyampaikan, “pada bulan Sya’ban ini amal perbuatan hamba Allah dilaporkan.” Maka Rasulullah tidak ingin ketika pelaporan amal perbuatan ini, Rasulullah dalam keadaan tidak berpuasa. Maka dari itu, bersyukurlah para jamaah yang bisa menjalankan puasa, yaitu pada ayyamul bidh dimulai tanggal 13,14, 15 bulan Hijriyah.
Mudah-mudahan puasa itu diterima oleh Allah Swt. Kita doakan pula, para jamaah atau saudara-saudara kita yang hari ini atau pada bulan Sya’ban belum bisa menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh, mudah-mudahan diberi panjang umur oleh Allah Swt. dan diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Rasulullah tidak menjelaskan kapan amal perbuatan itu dilaporkan. Cukup beliau menyampaikan, “pada bulan Sya’ban inilah.” Makanya Rasulullah hampir satu bulan penuh berpuasa dibanding puasa di bulan lainnya selain bulan Ramadan. Rasulullah berpuasa Senin-Kamis, “pada hari Kamis amal perbuatan manusia dilaporkan, maka aku ingin pada pelaporan amal itu aku dalam keadaan berpuasa.” Pada hari senin, karena “pada hari Senin itulah aku dilahirkan, maka hari itu aku berpuasa.” Itulah nabi kita Muhammad Saw.
Jika saya boleh mengambil, “kalau seseorang itu ingin muhammadun (dipuji) oleh Allah dan masyarakat, bahkan dipuji oleh seluruh alam ini maka ayo kita bersama-sama mencontoh Rasulullah. Kalau Rasulullah berpuasa di hari kelahirannya, maka mari kita berpuasa di hari kelahiran kita. Insyaallah kita akan dipuji sebagaimana Rasulullah Saw. itu dipuji.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Tidak terasa dua minggu lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan yang penuh keberkahan, kesadaran, yang disana ada malam lailatul qodar yang penuh dengan kebahagiaan dan keistimewaan. Maka hari ini kita berusaha untuk belajar menghadapi bulan Ramadan. Mulai dari menjalankan salat sunnah qabliyyah dan ba’diyyah, salat dhuha, salat malam,  supaya kita tidak kaget menjalankan salat tarawih.
Begitu pula, para jamaah yang hari ini sedang berpuasa, itu tetap anda lanjutkan untuk proses belajar agar tidak kaget berpuasa di bulan Ramadan. Semoga anak-anak kita di lingkungan pesantren, terus bisa membaca al-Quran. Karena ia bacaan yang sangat mulia dibandingkan bacaan yang lain.
Kalau kita mengacu bahwa amal perbuatan manusia dilaporkan tadi malam dan hari ini ada catatan baru, maka seperti apa yang disampaikan oleh al-maghfurlah KH. Yusuf Masyhar yaitu bidayatu kulli syain, nihayatuhu. Awal setiap sesuatu itu akan menunjukkan pada akhirannya. Kita buka lembaran catatan baru kita ini dengan perbuatan-perbuatan yang baik, bila nanti suatu ketika kita diambil oleh Allah dalam keadaan khusnul khatimah.
Yang terakhir, mudah-mudahan doa yang sering kita kumandangkan allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa ballighna ramadana. Semoga dalam bulan Rajab dan Sya’ban ini kita mendapatkan berkah dari Allah Swt. dan menyampaikan kita untuk masuk ke dalam bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiyat.
Semoga khutbah yang singkat ini membawa manfaat dan barokah.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ، بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ بَرُّ الرَّحِيْمِ، وَقُلْ رَبِّ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ
Share:

Hati dan Pemimpin yang Baik Oleh : KH. Fahmi Amrullah Hadzik

Hati dan Pemimpin yang Baik

Oleh : KH. Fahmi Amrullah Hadzik
Oleh : KH. Fahmi Amrullah Hadzik
اَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ .
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّابَعْدُهُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ، اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
 Jamaah Jum’ah yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqa tuqatihi, dengan sebenar-benar takwa berusaha menjalankan semua perintah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Dan janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khotimah.
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Syaikh Abdul Qadir Jailani, penghulu para wali. Beliau dikenal ketika memberikan tausiyah selalu menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami oleh para jamaah. Tetapi banyak jamaah yang disadarkan hanya dengan kalimat-kalimat sederhana. Suatu hari, putra beliau yang telah menuntut ilmu di berbagai tempat, menyaksikan sang ayah yaitu Syaikh Abdul Qadir memberikan tausiyah kepada para jamaah. Di dalam hati sang putra mengatakan, seandainya aku diberi kesempatan untuk berceramah niscaya banyak dari para jamaah akan menangis dan tersadar.
Suatu hari, Syaikh Abdul Qadir Jailani ingin mendidik sang putera. Maka di hadapan para jamaah beliau berkata, “Putraku, berdirilah dan bertausiyahlah kepada para jamaah.” Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Maka segera putra Syaikh Abdul Qadir Jailani ini memulai tausiyahnya dengan kalimat-kalimat yang indah dan memukau. Diselingi dengan dalil-dalil Al Quran, hadis, dan qoul-qoul para ulama. Tetapi anehnya, jangankan jamaah ini ada yang menangis, tertarik pun tidak. Bahkan para jamaah terkesan bosan dengan apa yang disampaikan oleh putra Syaikh Abdul Qadir tersebut.
Selesai sang putra memberikan tausiyah. Maka berdirilah Syaikh Abdul Qadir Jailani, dan di hadapan para jamaah beliau bertausiyah memulai kalimatnya, “Hadirin yang terhormat, semalam istriku ummul fuqara’ menghidangkan ayam panggang yang sangat lezat. Tiba-tiba seekor kucing menyambar ayam tersebut dan mengambilnya,” mendengar kalimat yang diucapkan oleh Syaikh Abdul Qadir tersebut, para jamaah histeris. Banyak di antara mereka menangis.
Melihat kejadian ini, sang putra menjadi heran. “Ketika saya bertausiyah, saya sampaikan Al Quran, hadis, mereka tidak ada yang menangis. Tapi giliran ayah menyampaikan sesuatu, yang sebenarnya tidak bermakna. Kucing mencuri ayam panggang. Mengapa para jamaah ini menangis?”
Rupanya, para jamaah menafsirkan apa yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir tentang kucing yang mencuri ikan di atas. Ada yang menafsirkan bahwa itu seperti manusia yang su’ul khotimah, ada juga tafsiran lain seperti amal baik manusia yang dicuri oleh setan, dan tafsiran-tafsiran yang lain. Mengapa, dengan kalimat yang sederhana tetapi mampu menyadarkan para jamaah untuk berpikir.
 Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Tidak lain karena Syaikh Abdul Qadir Jailani ketika menyampaikan sesuatu itu dengan hati. Apa yang keluar dari lisannya, sesungguhnya itu berasal dari hati. Sehingga apa yang keluar dari hati, akan mudah masuk kepada hati yang lain. Karena itu, sekarang banyak pemimpin, baik kenegaraan maupun keagamaan, yang tidak ditaati oleh rakyat dan umatnya.
Banyak penyebab yang melatarbelakanginya, sekarang rasanya sudah tidak ada pemimpin, yang banyak adalah pejabat. Kalau pun ada pemimpin, itu pun bermental pejabat. Cirinya adalah mereka lebih mengutamakan hak daripada kewajiban. Hak untuk mendapatkan tunjangan ini dan itu. Hak untuk mendapatkan mobil dinas, perumahan, dan sebagainya. Mereka minta dilayani, tapi tidak mau melayani. Mereka lupa bahwa hakikat pemimpin itu adalah pelayan sebagaimana kata Rasulullah SAW :
سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ
“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.”
Hakikat pemimpin adalah pelayan. Maka ketika seorang pemimpin lebih mengutamakan hak daripada kewajibannya, tentu saja sulit akan diikuti dan ditaati oleh rakyat atau umatnya. Kedua, ketika mereka berbicara tidak menggunakan hatinya. Sehingga apa yang mereka bicarakan itu berbeda dengan apa yang mereka kerjakan. Padahal seorang pemimpin itu seharusnya mempunyai rambu-rambu. Ketika berbicara dan memberikan petunjuk hendaknya berdasarkan aturan-aturan, bukan hanya aturan negera tapi juga aturan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْا وَكَانُوْا بِآيَاتِنَا يُوْقِنُوْنَ
“Dan Kami jadikan diantara mereka pemimpin-pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
Di dalam surah lain, al-Anbiya ayat 73:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوْا لَنَا عَابِدِيْنَ
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami. Dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk berbuat kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami-lah mereka menyembah.”
Artinya seorang pemimpin itu ketika berbicara dituntun oleh Allah, seharusnya. Tentu berbeda dengan pejabat. Karena itu, tidak salah apa yang dikatakan oleh Gus Dur, bahwa di Indonesia ini apa yang dikatakan itu berbeda dengan apa yang dikerjakan. Berbicara menentang korupsi, koruptor harus dihukum ini dan itu. Ternyata dia tertangkap tangan meneriman suap. Ini pejabat, bukan pemimpin. Maka menjadi sulit sekarang ini, kita mencari sosok pemimpin yang tepat untuk bangsa Indonesia ini.
Ketiga, karena mereka tidak bisa memberikan suri tauladan yang baik. Sehingga ketika seseorang itu sulit memberikan suri tauladan, maka yang lain pun akan sulit untuk mengikutinya. Padahal, satu perbuatan yang baik jauh lebih efektif daripada seribu kali berkata-kata. Maka kalau kanjeng Nabi lebih suka berdakwah bi al-hal, dengan perbuatan. Karena dakwah dengan perbuatan itu lebih efektif dibandingkan dengan dakwah lewat kata-kata.
Apalagi kita berkata-kata, berucap, dan merintahkan ini dan itu tetapi kita tidak mampu melaksanakannya. Maka, sesungguhnya kita semua ini adalah pemimpin. Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi. Kamu semua adalah pemimpim, paling tidak menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Maka hendaknya kita menjadi pemimpin yang baik, karena kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita.
Semoga bermanfaat. Semoga kita menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, dan kita mendapatkan pemimpin-pemimpin yang baik dan soleh. Sehingga negeri Indonesia ini akan menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ،  كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ الْمَنَّانُ، وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ، وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا، وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلآيَةِ    وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Share:

Unhasy Resmikan Program Posdaya Berbasis Masjid

Unhasy Resmikan Program Posdaya Berbasis Masjid


posdayaGus Sholah : Unhasy Resmikan Program Posdaya Berbasis Masjid

Gus Sholah : Unhasy Resmikan Program Posdaya Berbasis Masjid

Kamis (26/05/2016), Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng meresmikan program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis masjid di Masjid Ulul Albab Tebuireng. Acara ini dihairi oleh  Rektor Unhasy dan Pengasuh Pesantren Tebuireng Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) segenap dosen Unhasy, dzuriyah Tebuireng, dan Ketua Posdaya wilayah Jawa Timur, DR. Hj. Mufidah, MA.
“Harapannya, disamping kita kembangkan secara domestik, kita juga akan mengarahkan perkembangan ke Asia,” DR. Miftahur Rachim Syarkun dalam sambutannya mewakili Unhasy. Masjid Ulul Albab didirikan pada tahun 1999 dalam rangka satu abad Pesantren Tebuireng.
Gus Sholah sangat mengapresiasi langkah strategis ini. “Langkah yang sederhana ini mempunyai makna yang besar untuk ke depannya. Saya mendorong kawan-kawan mahasiswa untuk aktif dalam Posdaya. Karena ini merupakan tempat untuk kita belajar. Supaya ketika supaya jangan menjadi barisan pencari kerja. Tapi jadilah barisan yang aktif dalam kegiatan pengabdian di masyarakat,” jelas Gus Sholah.
Beliau juga mengatakan bahwasudah terlalu banyak politisi di Indonesia, bahkan jumlahnya bisa dikatakan mengalami inflasi. Menurut beliau yang masih kurang adalah pengembangan wirausaha di kalangan mahasiswa. Beliau meminta agar para dosen membimbing mahasiswa yang mempunyai kemampuan dan kemauan di dalam kegiatan Posdaya.
Ketua Posdaya Jatim mengatakan, di dalam posdaya ini mahasiswa dilatih untuk berkomunikasi dan berorganisasi, karena kedepannya pemimpin yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang bisa bekerja, bukan pemimpin yang hanya bisa berpidato. Modal yang dibutuhkan dalam Posdaya adalah modal sosial, gotong royong, keikhlasan, kejujuran, dan kedisiplinan.
“Kami tidak berangkat dari masalah sosial, tapi dari kemampuan yang dimiliki di dalam masyarakat,” DR. Hj. Mufidah, MA. Posdaya didirikan pada tahun 2010, dan mulai menggandeng mahasiswa sejak tahun 2011 yang dicetuskan oleh Bapak Haryono, mantan Menteri Kesra dan Ketua BKKBN. “Semoga kita semua mampu memakmurkan masjid dan memberdayakan umat”, harap Hj. Mufidah.
Share:

Prof. Haris Supratno: KKNT Unhasy Juga Bawa Nama Pesantren Tebuireng

Prof. Haris Supratno: KKNT Unhasy Juga Bawa Nama Pesantren Tebuireng

Wakil Rektor I Unhasy Prof. Dr. Haris Supratno menyampaikan sambutan dalam pembukaan pembekalan KKNT Unhasy di Auditorium Unhays pada Senin (10/07/2017).
Wakil Rektor I Unhasy Prof. Dr. Haris Supratno menyampaikan sambutan dalam pembukaan pembekalan KKNT Unhasy di Auditorium Unhays pada Senin (10/07/2017).
Dalam rangka memberikan bekal yang cukup bagi para mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) pada 22 Juli-22 Agustus 2017, Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng melaksanakan pembekalan pada Senin-Rabu (10-12/07/2017). Pembekalan yang harus diikuti oleh mahasiswa peserta KKNT ini, dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Unhasy Prof. Dr. H. Haris Supratno pada Senin (10/07/2017) di Auditorium Gedung Rektorat.
Selain itu tampak hadir Wakil Rektor II Unhasy, Drs. Mukhsin, Ks., Camat Kudu Shalahuddin Hadi dan perwakilan KUA Kecamatan Kudu, Muhammad Zainul Fanani, seluruh dekan fakultas di Unhasy, dosen pembimbing beserta SC, dan staff LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat),
Prof. Haris dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa Unhasy dalam KKNT ini tidak hanya berangkat atas nama kampus saja, melainkan juga membawa nama Pesantren Tebuireng. Sehingga beliau berharap mahasiswa menjalankan program KKNT ini mampu menjaga moral sebagai manusia yang berpendidikan. Menurut beliau KKNT tahun ini bersistem Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis masjid.
“Sikap, perilaku anda dan tutur kata anda dinilai oleh masyarakat, sehingga tolong tetap mejaga sikap moral anda, apalagi anda membawa nama Pesantren Tebuireng yang mana telah terkenal baik nasional dan internasional,” ujar mantan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.
Selanjutnya, beliau juga menyampaikan bahwa sebelumnya KKNT tahun ini sebenarnya akan diadakan di Kecamatan Ngusikan. Namun, karena telah ditempati peserta KKNT dari kampus lainnya, maka Unhasy mengalihkannya ke daerah lain, yaitu Kecamatan Kudu.
“Dalam kelompok kekompakan itu penting, semisal setiap kelompok ada mahasiswa dari fakultas keagamaan bukan berarti dari fakultas umum harus lepas tanggung jawab dalam bidang keagamaan karena anda juga ada di lingkup perguruan tinggi yang berbasis pesantren,” pesan beliau.
Selain itu, beliau juga memaparkan bahwa setiap program yang nanti diajukan juga perlu kiranya diselesaikan supaya tidak mempunyai tanggungan di kemudian hari. “Kalau perlu laporannya juga bisa sekalian dicicil, supaya ketika kembali ke kampus anda tinggal menyetorkan laporannya yang disertai dokumentasi nya,” tambah beliau.
Share:

5 Keuntungan yang Hanya Bisa Didapat di Pesantren

5 Keuntungan yang Hanya Bisa Didapat di Pesantren


Oleh: Fatkhurrahman Karyadi*
Oleh: Fatkhurrahman Karyadi*
Bagi orangtua mungkin akan bingung memikirkan tempat pendidikan yang cocok untuk anaknya. Banyak lembaga yang bagus, berprestasi, dan unggulan, namun masih saja ragu. Kini saatnya membuang keraguan itu. Pesantren bisa menjadi solusi terbaik. Karena banyak hal yang ternyata hanya ada di pondok pesantren. Berikut lima di antaranya:
Kasih Sayang Kiai
Jika di rumah seorang anak hanya mendapat kasih sayang orangtua saja maka di pesantren para santri akan mendapatkan kasih sayang dan didikan dari para guru dan kiai. Betapa tidak, sejak subuh mereka sudah dibangunkan untuk beraktivitas. Mulai bersih-bersih diri, Shalat Subuh berjamaah, berdoa, dan berolahraga.
Jika seorang santri melanggar aturan, mereka akan diganjar oleh kiai dengan takzir atau hukuman. Ganjaran itu biasanya akan membentuk mental dan karakter lebih baik. Terkadang disuruh membaca 1 juz Al Quran dengan berdiri, disuruh menyapu halaman seluruh pondok, menguras kamar mandi, shalat di shaff awal selama sebulan penuh, dan lain-lain.
Tak sampai di situ, kasih sayang kiai juga terlontarkan kepada para santri ketika terlelap tidur. Saat malam sunyi menyelimuti, kiai bangun untuk Shalat Tahajjud dan mendoakan seluruh santrinya. Bahkan, sampai si santri menjadi alumni pun doa beliau tak akan putus.
Sahabat Sepanjang Masa
Orang yang pernah menempuh pendidikan di pesantren pasti ia akan punya banyak sahabat. Berbeda dengan yang hanya menempuh pendidikan di dunia formal, mereka hanya saling kenal sebatas wilayahnya saja dan sekadar teman bukan sahabat erat.
Bagaimana tidak, para santri akan berinteraksi satu sama lain selama 24 jam full. Mereka akan makan bersama, mencuci bersama, berolahraga bersama, belajar bersama, sampai tidur pun bersama.
Di samping itu, para santri berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka memiliki budaya, bahasa, serta bentuk fisik yang heterogen sehingga rasa ingin berkenalan dan bersahabat erat akan semakin terjalin. Maka tak heran, ketika mereka sudah keluar pesantren hubungan persahabatan terus berlanjut.
Berpotensi Jadi Multitalenta
KH Abdul Wahid Hasyim pernah berkata, “Alumnus pesantren tak harus menjadi ahli agama”. Artinya, para santri mampu menjadi apa saja dan berkiprah di mana saja. Hal ini tak lain karena di dalam pesantren mereka digembleng banyak disiplin keilmuan, baik teori maupun praktik.
bagi yang menyukai ilmu eksakta mereka akan bertemu dengan komunitasnya, begitu juga mereka yang menyukai dunia seni, sastra, beladiri, dst. Tak perlu ditanya tentang kemampuan mereka membaca Al Quran, memahami kitab kuning, berdialog bahasa Arab, dan berpidato, itu adalah lauk-pauk sehari-hari mereka.
Tak heran, di tingkat nasional di berbagai bidang maupun institusi negeri atau swasta banyak tokoh yang lahir dari bilik pesantren.
Insan Berakhlak Mulia
Pernah mendengar pesantren terlibat aksi tawuran? Atau para santri terjerat kriminal? Pasti tidak. Jika iya, hal itu sangat jarang bahkan langka dari jumlah pesantren dan santri yang ratusan ribu.
Ya, di pesantren para santri ditekankan adab, akhlak atau sopan santun. Baik untuk dirinya sendiri, maupun kepada orang lain terlebih kepada yang usianya lebih tua.
Bahkan, di pesantren mereka juga dikenalkan dengan ilmu tasawuf yakni adab atau tatakrama seorang hamba kepada Tuhannya dalam beribadah dan kehidupan sehari-hari.
Genealogi Keilmuan yang Jelas
Ini adalah satu hal yang menjadi pembeda antara pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang lainnya. Yaitu adanya sanad atau mata rantai guru dan murid sebagai satu kesatuan genealogi keilmuan yang jelas.
Seorang santri akan menerima ijazah sanad tersebut setelah mereka berhasil mengkhatamkan sebuah kitab yang dikaji. Semisal  mempelajari Kitab Shahih Bukhari, mereka akan menerima keterangan bahwa sang guru belajar dari gurunya dari guru selanjutnya hingga sampai sang pengarang kitab bahkan Rasulullah SAW.
Jadi tak perlu khawatir, santri-santri pesantren tak akan menyebarkan faham sesat, atau terlarang. Mereka memiliki banyak bekal, salah satunya mata rantai tersebut. Kalaupun ada yang sedikit menyimpang, mereka akan segera sadar dan kembali ke khitahnya.
So, tidak ragu lagi kan menyelam di lautan pondok pesantren untuk mengarungi mutiara-mutiaranya?

*Alumnus Ponpes Sawahan Rembang dan Pesantren Tebuireng Jombang.
Share:

Postingan Populer

Blog Archive

Arsip Blog