5 Keuntungan yang Hanya Bisa Didapat di Pesantren
Oleh: Fatkhurrahman Karyadi*
|
Bagi orangtua mungkin akan bingung
memikirkan tempat pendidikan yang cocok untuk anaknya. Banyak lembaga
yang bagus, berprestasi, dan unggulan, namun masih saja ragu. Kini
saatnya membuang keraguan itu. Pesantren bisa menjadi solusi terbaik.
Karena banyak hal yang ternyata hanya ada di pondok pesantren. Berikut
lima di antaranya:
Kasih Sayang Kiai
Jika di rumah seorang anak hanya
mendapat kasih sayang orangtua saja maka di pesantren para santri akan
mendapatkan kasih sayang dan didikan dari para guru dan kiai. Betapa
tidak, sejak subuh mereka sudah dibangunkan untuk beraktivitas. Mulai
bersih-bersih diri, Shalat Subuh berjamaah, berdoa, dan berolahraga.
Jika seorang santri melanggar aturan,
mereka akan diganjar oleh kiai dengan takzir atau hukuman. Ganjaran itu
biasanya akan membentuk mental dan karakter lebih baik. Terkadang
disuruh membaca 1 juz Al Quran dengan berdiri, disuruh menyapu halaman
seluruh pondok, menguras kamar mandi, shalat di shaff awal selama sebulan penuh, dan lain-lain.
Tak sampai di situ, kasih sayang kiai
juga terlontarkan kepada para santri ketika terlelap tidur. Saat malam
sunyi menyelimuti, kiai bangun untuk Shalat Tahajjud dan mendoakan
seluruh santrinya. Bahkan, sampai si santri menjadi alumni pun doa
beliau tak akan putus.
Sahabat Sepanjang Masa
Orang yang pernah menempuh pendidikan di
pesantren pasti ia akan punya banyak sahabat. Berbeda dengan yang hanya
menempuh pendidikan di dunia formal, mereka hanya saling kenal sebatas
wilayahnya saja dan sekadar teman bukan sahabat erat.
Bagaimana tidak, para santri akan
berinteraksi satu sama lain selama 24 jam full. Mereka akan makan
bersama, mencuci bersama, berolahraga bersama, belajar bersama, sampai
tidur pun bersama.
Di samping itu, para santri berasal dari
berbagai wilayah di Indonesia. Mereka memiliki budaya, bahasa, serta
bentuk fisik yang heterogen sehingga rasa ingin berkenalan dan
bersahabat erat akan semakin terjalin. Maka tak heran, ketika mereka
sudah keluar pesantren hubungan persahabatan terus berlanjut.
Berpotensi Jadi Multitalenta
KH Abdul Wahid Hasyim pernah berkata,
“Alumnus pesantren tak harus menjadi ahli agama”. Artinya, para santri
mampu menjadi apa saja dan berkiprah di mana saja. Hal ini tak lain
karena di dalam pesantren mereka digembleng banyak disiplin keilmuan,
baik teori maupun praktik.
bagi
yang menyukai ilmu eksakta mereka akan bertemu dengan komunitasnya,
begitu juga mereka yang menyukai dunia seni, sastra, beladiri, dst. Tak
perlu ditanya tentang kemampuan mereka membaca Al Quran, memahami kitab
kuning, berdialog bahasa Arab, dan berpidato, itu adalah lauk-pauk
sehari-hari mereka.
Tak heran, di tingkat nasional di
berbagai bidang maupun institusi negeri atau swasta banyak tokoh yang
lahir dari bilik pesantren.
Insan Berakhlak Mulia
Pernah mendengar pesantren terlibat aksi
tawuran? Atau para santri terjerat kriminal? Pasti tidak. Jika iya, hal
itu sangat jarang bahkan langka dari jumlah pesantren dan santri yang
ratusan ribu.
Ya, di pesantren para santri ditekankan
adab, akhlak atau sopan santun. Baik untuk dirinya sendiri, maupun
kepada orang lain terlebih kepada yang usianya lebih tua.
Bahkan, di pesantren mereka juga
dikenalkan dengan ilmu tasawuf yakni adab atau tatakrama seorang hamba
kepada Tuhannya dalam beribadah dan kehidupan sehari-hari.
Genealogi Keilmuan yang Jelas
Ini adalah satu hal yang menjadi pembeda
antara pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang lainnya. Yaitu
adanya sanad atau mata rantai guru dan murid sebagai satu kesatuan
genealogi keilmuan yang jelas.
Seorang santri akan menerima ijazah
sanad tersebut setelah mereka berhasil mengkhatamkan sebuah kitab yang
dikaji. Semisal mempelajari Kitab Shahih Bukhari, mereka akan menerima
keterangan bahwa sang guru belajar dari gurunya dari guru selanjutnya
hingga sampai sang pengarang kitab bahkan Rasulullah SAW.
Jadi tak perlu khawatir, santri-santri
pesantren tak akan menyebarkan faham sesat, atau terlarang. Mereka
memiliki banyak bekal, salah satunya mata rantai tersebut. Kalaupun ada
yang sedikit menyimpang, mereka akan segera sadar dan kembali ke
khitahnya.
So, tidak ragu lagi kan menyelam di lautan pondok pesantren untuk mengarungi mutiara-mutiaranya?
*Alumnus Ponpes Sawahan Rembang dan Pesantren Tebuireng Jombang.
No comments:
Post a Comment