Gus Sholah |
Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1438 H., Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) berkesempatan memberikan nasihat dalam acara Halal bi Halal dan Haul Masyayikh Pesantren Tebuireng yang diadakan oleh IKAPETE (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) DKI Jakarta dan sekitarnya.
Acara yang berjalan khidmat ini
mengusung tema “Melalui Halal bi Halal Kita Jalin Semangat Silaturahim
yang Lebih Erat lagi antar Alumni Pesantren Tebuireng”. Hadir dalam
acara tersebut para alumni, ulama, kiai, dan pengurus pondok putra/putri
di Masjid an-Nur Cipete Jakarta Selatan pada Ahad (02/07/17).
Dalam kesempatan ini, Gus Sholah
menyampaikan beberapa hal, termasuk mengenai informasi capaian, dan
perkembangan Pesantren Tebuireng. Menurut beliau, Pesantren Tebuireng
saat ini sedang meningkatkan kualitas maupun kuantitas. Salah satu
caranya dengan membuka cabang pesantren di luar pulau Jawa. “Yang
memprihatinkan itu yang di luar pulau Jawa,” tutur beliau.
Mantan aktivis HAM tersebut, bercerita
tentang keadaan IAIN Ambon yan hanya mempunyai 20 persen mahasiswa yang
mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar. “Jika yang di IAIN saja
segitu, apalagi yang bukan,” ungkap Gus Sholah. Karena alasan itulah,
cucu Hadratussyikh KH. Hasyim Asy’ari ini membuka cabang Pesantren
Tebuireng di Ambon beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan ini pula Gus Sholah
menyampaikan kepada para hadirin beberapa pemikiran KH. Hasyim Asy’ari
yang mulai dilupakan oleh para pengikut beliau, khususnya pada jam’iyyah
Nahdlatul Ulama. Beliau menjelaskan secara rinci bagaimana peran KH.
Hasyim Asy’ari dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
Gus Sholah menjelaskan, secara tidak
langsung peran KH. Hasyim Asy’ari dilakukan oleh keturunan dan santri
beliau. “Pemikiran KH. Hasyim tersampaikan melalui KH. Wahid Hasyim saat
jadi menteri agama, adapula melalui KH. Ahmad Shiddiq saat menerima
Pancasila sebagai dasar negara yang mana beliau adalah santri mbah
Hasyim,” ungkap suami Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid itu.
Rektor
Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang ini juga
menyampaikan keprihatinan beliau terhadap kondisi Indonesia saat ini.
Menurutnya, ada beberapa pihak yang sekarang seolah-olah ingin
membenturkan antara Indonesia dengan Islam.
“Mana yang benar? Saya warga negara
Indonesia yang beragama Islam atau bukan? Kalau saya, lebih baik, saya
warga negara Indonesia yang beragama Islam dan sebaliknya,” tegas beliau
pada para hadirin halal bi halal.
Acara ini diakhiri doa dan musafahah bersama pengasuh, masyayikh, serta
para anggota IKAPETE DKI Jakarta dan sekitarnya. Seusai acar, para
hadirin dipersilakan untuk menikmati hidangan dan jajanan khas Jakarta
yang disediakan oleh panitia.
No comments:
Post a Comment